Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo gencar mengkampanyekan tentang revolusi industri 4.0. Bahkan Pemerintah sudah mempersiapkan roadmap atau peta jalan untuk menuju industri 4.0 atau era ekonomi digital.
Namun sedikit sekali yang mengerti tentang apa itu industri 4.0. Bagaimana tiba-tiba begitu viral, dan bagaimana era industri sebelumnya? Apa yang harus dilakukan di era revolusi industri 4.0 dan apa pengaruhnya dalam keseharian masyarakat? Tentu banyak lagi pertanyaan yang mungkin belum terjawab.
Revolusi Industri 4.0 adalah nama tren otomasi (teknologi berkaitan dengan penerapan mekanik, sistem elektronik dan berbasis komputer untuk mengoperasiakn dan mengendalikan produksi) dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik seperti, sistem siber-fisik, internet, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Atau bisa dikatakan, Industri 4.0 adalah menghasilkan “Pabrik Cerdas”.
Revolusi industri sendiri adalah perubahan besar atau radikal manusia dalam menciptakan produk. Sebelum sampai ke era industri 4.0 tentunya ada revolusi lain yang sudah dilalui terlebih dahulu.
Industri 1.0
Industri yang pertama yaitu, proses yang dimulainnya ditemukan dan digunakannya teknologi mesin uap dalam menciptakan produk. Penggunaan mesin uap sangat efisien pada eranya karena bisa menggantikan proses produksi menggunakan tenaga fisik manusia atau hewan, air, dan udara. Dimana semua tenaga itu sangat terbatas dan kurang efisien.
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan mengubahnya menjadi energi mekanis. Mesin Uap pertama kali diciptakan Hero dari Alexandria, saat itu mesin uap amsih berupa prototipe turbin uap primitif yang bekerja menggunakan prinsip reaksi. Pada perjalananya, mesin uap terus dikembangkan beberapa orang seperti Thomas Shavery (1650-1715), Denis Papin (1647-1712), Thomas Newcomen (1633-1729), James Watt (1781), Corliss (1817-1888), Stumpf (1863) sampai menjadi mesin turbin uap modern di tangan Gustav De Laval (1845-1913) dan Charles Parson (1854-1930).
Penemuan Mesin uap tersebut merubah banyak hal dalam dunia industri. Dengan memanfaatkan mesin uap dalam melakukan produksi, uang yang semula digunakan untuk membeli bahan baku yang mahal bisa digunakan untuk keperluan lain, mesin uap juga mengatasi kelangkaan teanga kerja yang terbilang langka pada saat itu. Namun tidak semuanya penemuan mesin uap berdampak positif. Terjadi pencemaran lingkungan akibat mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya. Tanpa mesin uap, Imperialis Eropa tidak akan mudah menaklukan Asia dan Afrika sejauh dan semudah ini.
Industri 2.0
Terjadi di awal abad 20-an, proses produksi di pabrik masih jauh dari produksi pabrik modern, terutama terkait transportasi, dimana pengangkutan produk dalam pabrik masih berat, sehingga beberapa produksi alat-alat berat harus dilakukan ditempat yang sama.
Akhir 1800-an mobil mulai diproduksi massal di satu titik yang sama dengan melibatkan banyak pekerja untuk satu produksi mobil. Hal tersebut terkesan tidak efisien, perakitan dilakukan secara pararel. Sampai pada tahun 1913 revolusi terjadi dengan diciptakannya Assembly Line (Lini Produksi) yang menggunakan ban berjalan atau conveyor belt dan produksi pun mulai berubah total. Penggunaan tenaga listrik, ban berjalan, dan lini produksi mengurangi waktu produksi secara drastis. Selain industri mobil, industri lain juga menggunakan conveyor belt untuk mengurangi waktu produksi.
Industri 3.0
Abad industri mulai berakhir, dimulainya abad informasi. Industri 3.0 dipengaruhi mesin yang bergerak, berpikir secara otomatis seperti, komputer dan robot. Salah satu kompuer pertama di era perang dunia 2 sebagai mesin pemecah kode buatan Nazi Jerman, komputer pertama yang bisa diprogram pertama yang diberi nama Colossus. Berbentuk mesin raksasa seukuran ruang tidur, tanpa RAM, tidak menerima perintah manusia dari keyboard, tapi melalui pita kertas.
Penemuan semi konduktor, transistor, Integrated Chip (IC), membuat ukuran komputer semakin kecil. Dengan penemuan ini, kelangkaan pekerja juga semakin terpenuhi industri, karena kemajuan teknologi ini pula terjadi perubahan data analog menjadi data digital. Era ini juga disebut “Digital Revolution”
Industri 4.0
Petama kali digunakan konsep Industri 4.0 di publik pada pameran industri Hannover Messe, Kota Hannover, Jerman pada tahun 2011. Sebenarnya, istilah industri 1.0 sampai industri 3.0 baru dikenal pada saat itu. Pada Industri 4.0 paling terasa adalah kemajuan Internet. Dimana komputer dan komputer lain terkoneksi dengan internet. Komputer semakin canggih dan semakin kecil, seperti terciptanya Smartphone.
Kemajuan lainnya seperti kemajuan teknologi diciptakannya 1001 sensor baru, dan 1001 cara memanfaatkan informasi yang didapat sensor tersebut yang erekam segalanya selama 24 jam. Selain itu ada Cloud Computing, karena semua komputer sudah terhubung dengan inernet, penyimpanan data pun dilakukan dalam internet.
Terakhir diciptakannya Machine Learning, mesin yang mempunyai kemampuan belajar, yang bisa menyadari jika dirinya melakukan kesalahan dan melakukan koreksi atas kesalahan yang dibuat. Bisa digambarkan seperti “AlphaZero AL”. Machine Learning sebelumnya diberikan “perintah” atau “instruksi” oleh manusia sebelum mengerjakan tugasnya.
Fakta Industri 4.0
Ada beberapa fakta menarik di era industri 4.0, diantaranya :
· Pada 2020, para industri negara Eropa direncanakan akan menginvestasikan 140 miliar euro tiap tahun dalam solusi internet industri. Selama lima tahun kedepan, industri di Eropa akan mengalokasikan 3,3 persen pendapatan tahunan untuk menolusikan kebutuhan internet
· Dalam 5 tahun kedepan, lebih dari 80 persen perusahaan akan mendigitalkan seluruh proses bisnisnya. Bedasarkan survey PWC , 25 persen telah melakukan digitalisasi tingkat tinggi dalam proses bisnisnya.
· Revolusi Industri 4.0 meningkatkan produktivitas dan peningkatan efisiensi sebesar 18 persen selama 5 tahun terakhir. Berdasarkan data PWC, efisiensi rata-rata 3,3 persen per tahun di semua sektor.
Itulah penjelasan Tentang Revolusi Industri 4.0 dan sejarah bagaimana terjadinya revolusi industri dari masa ke masa. Pemerintah Indonesia sendiri memproritaskan era Industri 4.0 di beberapa sektor seperti, makanan dan minuman, elektronik, tekstil, footwear, dan kimia.
Berita Lainnya
APA ITU ETL? ETL (Extract Transform Load): Pengertian dan Cara Kerjanya
Reaksi Warga Turki Soal Ancaman Erdogan Boikot iPhone
LEMCASH Sistem Akuntansi Administrasi Keuangan Terlengkap