Review Buku Dewa Selling: 7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula



Review Buku Dewa Selling:  7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula

1. Asal Action

Kesalahan pertama yang dituliskan pada buku ini adalah tindakan awal pengusaha baru, jangan asal action. Sebagai orang yang ingin jadi pengusaha melalui buku ini kita disarankan agar ketika memulai kita harus melakukan persiapan & ilmu yang cukup. Beberapa pengusaha baru yang lahir biasanya juga karena terpancing karena pengaruh kompor dari motivator, terbakar niat untuk menjadi seorang pengusaha itu baik tapi jangan sampai api itu menghanguskan tindakan bisnis kita nantinya.

Dengan ilmu seorang bisa menjadi pengusaha yang risk taker dibandingkan pengusaha yang gambling karena tidak memiliki ilmu dan pemikiran yang cukup. Peluang yang ada jangan asal diambil, perlu dipikirkan karena bisa jadi ternyata itu adalah peluang yang membuat bangkrut. Disitulah letak perlunya ilmu sebagai persiapan menjadi pengusaha. Usaha yang dilakukan juga tidak harus dari pengalaman dan hobi yang kita punya.

Business is not emotional sport, Business is intelectual sport

Hal yang dibutuhkan seorang yang ingin menjadi pengusaha selain ilmu adalah keterampilan untuk mengendalikan usaha. Disini kita membutuhkan pengetahuan tentang 3 Laporan Keuangan yang wajib diketahui dan dikuasai. 3 Laporan Keuangan tersebut adalah : Neraca (Balance Sheet), Laba-Rugi (Income Statement), Arus Kas (Cashflow). Selain itu seorang pengusaha memerlukan seorang mentor yang sudah berpengalaman, menekuni bidang bisnis yang sama agar memudahkan sharing dan memberikan masukan, dan sudah terbukti sukses bisnisnya. Dari itulah kita bisa lebih memperdalam keterampilan bisnis yang kita tekuni.

Knowledge is nothing, applying what we know is everything

Terakhir dari bab ini memberikan saran bagi pengusaha yang akan baru memulai bisnisnya. Saran yang pertama adalah mencari tahu dan membaca biografi 3 pengusaha sukses, pelajari proses bagaimana tokoh tersebut mendapatkan kesuksesan. Baca buku-buku karya pengusaha yang terkenal seperti Anthony Robins, Robert T. Kiyosaki, dll. Kemudian yang terakhir adalah membuat sebuah kelompok lingkaran bisnis yang terdiri dari orang-orang yang memiliki bisnis yang berbeda-beda

2. Ikut-Ikutan

Tidak sedikit orang yang memilih menjadi pengusaha karena ingin kaya juga seperti orang lain yang sudah kaya dari bisnis yang dilakukan. Hal inilah yang sebenarnya yang tidak boleh dimiliki seorang pengusaha karena hal tersebut membuat hati rapuh. Seorang pengusaha bukanlah seorang yang memiliki hati rapuh dengan keinginan atau tujuan yang lemah karena niatnya yang juga lemah, tapi seorang pengusaha adalah seorang yang memiliki pondasi hati yang kuat, yang memiliki niat dan tujuan yang besar, bukan hanya sekedar ikut-ikutan.

Cek kembali niat kita menjadi pengusaha karena setiap amal tergantung niat yang kita miliki. Dengan niat yang benar, maka akan dimiliki jugalah pondasi hati yang kuat yang akan membuat seorang pengusaha itu akan memperjuangkan bisnisnya. Setelah itu barulah lihat tujuan yang kita miliki ketika jadi pengusaha. Tujuan akan menentukan fokus gerak bisnis kita kedepannya agar kita tidak mudah tergoda untuk menggarap bisnis lain atau cuma memikirkan keuntungan usaha kita.

3. Gampang Percaya

Ada perkataan yang cukup familiar dikalangan para pebisnis yang bunyinya “Bisnis itu kalau tidak menipu ya ditipu, asal bukan kita saja yang menipu”. Saya cukup setuju dengan statement tersebut karena dari pengalaman yang saya lihat memang bisnis itu seperti itu. Banyak kejadian penipuan yang memang dilakukan secara terorganisir oleh pelakunya ataupun karena memang kitanya yang lengah. Itulah dunia bisnis, cukup kejam ya. Asalkan bukan kita saja yang menjadi pelaku maka sesungguhnya kita yang akan selamat dalam bisnis kita di dunia dan akhirat.

Ditipu bukanlah pengalaman yang mengenakkan bagi seorang pengusaha dan kejadian tersebut serasa tidak ingin terulang lagi. Bagaimana caranya agar tidak terkena tipu dalam bisnis kita ? Buku ini menjelaskan tentang bagaimana caranya untuk meminimalisir kejadian penipuan dalam bisnis kita. Untuk menangani penipuan yang ada dalam bisnis kita, sebagai starter kita sebaiknya menjadi single fighter agar kita bisa memahami sistem bisnis yang kita bangun sendiri sehingga kita tidak bisa dibohongi atau ditipu dengan mudah oleh Tim, Karyawan, Partner, atau Pelanggan kita sendiri. Sedangkan untuk mengantisipasi penipuan pada orang-orang yang ada kemungkinan menipu kita bisa melakukan beberapa hal seperti berikut : Mengenali orang tersebut lebih dalam dengan silaturahim, membuat perjanjian dengan orang tersebut, dan check & re-check kembali tentang orang tersebut mulai dari track record-nya dan hubungan dengan saudara dan temannya.

4. Ingin Cepat

Sifat buruk ini sering ditemui pada pengusaha-pengusaha yang baru menjalankan bisnisnya. Sifat ini timbul salah satunya disebabkan dari mindset ikut-ikutan yang ada pada poin ke-2 pembahasan buku ini. Biasanya orang yang memiliki sifat ini ketika baru buka bisnis maka dia akan melakukan hal lainnya yang padahal seharusnya jangan dulu dilakukan, hal tersebut adalah : langsung rekrut karyawan, langsung sistemasi (harusnya dilakukan saat memiliki pola bisnis yang jelas), langsung buka cabang baru. Orang yang ingin cepat kaya tanpa memiliki kesabaran adalah sebuah kesalahan. Orang seperti itu harus banyak belajar dari proses metamorfosis kupu-kupu.

Bisnis adalah sesuatu yang dilakukan dengan memiliki proses. Proses bisnis yang harus dilalui ini bisa terjadi cepat atau pun lama tergantung dari pengelolaan dari pengusahanya sendiri. Asalkan kita paham proses bisnis yang harus dilewati maka itu akan meminimalisir kesalahan terburu-buru yang mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan pada bisnis yang dikerjakan.

Segala sesuatu yang diraih dengan cepat akan berakhir dengan cepat

5. Banyak Gaya

Baru jadi pengusaha baru saja gayanya sudah selangit, padahal kalau dilihat belum tentu usahanya menghasilkan profit yang besar atau memiliki cashflow yang stabil. Bukan berarti kita berprasangka buruk kepada pengusaha yang baru menjalankan bisnisnya, tapi coba kalau kita lihat lagi lebih dalam tentang caranya membelanjakan keuangannya padahal baru jadi pengusaha pemula itu bukanlah tindakan yang sebaiknya dicontoh bagi pengusaha yang ingin belajar bagaimana caranya menjadi pengusaha yang kaya sesungguhnya.

Tidak salah bagi kita ketika sudah memiliki usaha dan ingin membeli sesuatu yang kita inginkan, tapi yang salah adalah jika kita memiliki usaha dan kita membeli sesuatu yang kita inginkan tapi sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan. Gaya hidup yang seperti ini biasanya akan menggrogoti bisnis kita perlahan-lahan. Kelihatannya sepertinya bisnis kita baik-baik saja tapi jika kita tidak terlalu memerhatikan bisnis kita tapi malah membelanjakan bisnis kita untuk sesuatu yang tidak penting itu bukanlah hal yang bijak.

Intinya ada pada gaya hidup kita. Ada kisah yang menceritakan seorang pengusaha yang bergaya hidup sederhana, dia membeli sesuatu yang diinginkannya dengan nilai maksimal 1/10 dari nilai penghasilannya. Misalkan keuntungannya adalah 100 juta, maka dia hanya memakai 10 juta untuk membelanjakan barang keinginannya seperti HP atau yang lainnya. Jagalah gaya hidup anda untuk tetap sederhana walaupun anda seorang pengusaha dengan keuntungan besar. Pergunakan dengan bijak antara keuangan pribadi dan keuangan perusahaan, jangan dicampur adukkan.

Jika jadi pengusaha kadang kita berusaha untuk merubah penampilan dan gaya hidup dengan barang-barang yang sesuai dengan besarnya bisnis kita. Tapi hati-hati, jangan membuat itu menjadikan diri kita sombong atau hanya ingin terlihat kaya karena kesombongan adalah awal dari kehancuran.

Orang kaya yang sesungguhnya akan terlihat wajar dalam keadaan sulit ataupun senang

6. Mudah Hutang

Biasanya yang namanya pengusaha sangat dekat hubungan dengan kata hutang. Sebenarnya tidak hanya pengusaha saja yang dekat dengan hutang, banyak masyarakat kita yang hidupnya setiap hari akrab dengan hutang mulai dari masyarakat ekonomi menengah kebawah ataupun masyarakat yang mapan sekalipun. Hutang kadang bisa menjadi lingkaran setan yang jika kita sudah berada di dalamnya sangat sulit sekali keluar darinya atau bahkan lebih parahnya hutang itu sendiri bisa menjadi kebutuhan atau kebiasaan setiap hari.

Ada banyak tipe orang yang berkaitan dengan hutang. Lebih baik jika kita menjadi orang yang sulit hutang, mudah bayar, dengan kata lain menjadi orang yan tidak selalu mengambil keputusan berhutang ketika keadaan ekonomi mendesak atau untuk membangun bisnis, dan jika akhirnya berhutang pun kita mampu mengembalikannya dengan mudah, atau paling tidak bisa mengetahui kapan kita bisa membayarnya tanpa berhutang lagi. Jauhi sifat tipe orang mudah hutang, mudah bayar, karena bisa jadi walaupun dia berhutang dia membayar hutangnya dengan hutang lagi, atau dengan kata lain gali lubang tutup lubang.

Khusus untuk dalam dunia bisnis, kita tidak harus melakukan hutang untuk membangun atau mengembangkan bisnis. Ada cara lain untuk tetap bisa membangun atau mengembangkan bisnis bila kita tidak punya uang atau modal dan membutuhkan modal atau uang dari pihak lain. Ada yang namanya investor dan kerja sama bisnis, intinya disini pengusaha harus bisa memberikan impresi yang bagus dengan business plan yang memukau investor agar mau menanamkan modalnya ke dalam bisnis kita. Selain itu teknik negosiasi dan pemahaman tentang sistem kerja sama menjadi pengetahuan yang penting yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha untuk menjalin kerja sama dengan investor.

7. Buta Financial

Heppy Trenggono mengatakan bahwa 70% pengusaha di Indonesia itu Financially Incompetence atau dengan kata lain tidak memiliki kompetensi atau pengetahuan tentang ilmu finansial. Pada dasarnya orang yang buta finansial itu disebabkan karena kurang pahamnya pengetahuan, salah mindset, dan kurang terampil dalam mengelola keuangan. Kesalahan seperti ini bisa fatal dalam keberjalanan bisnis karena bisa saja bisnis kita diluar terlihat baik-baik saja, tapi nyatanya dalam keadaan nafas keuangannya sebenarnya tersesak-sesak. Apapun background-nya seorang pengusaha harus bisa mengendalikan keuangan bisnisnya sendiri.

Dalam segmen banyak hal teknis tentang pengelolaan keuangan yang diajarkan untuk pembaca pahami dalam menangani keuangan dalam bisnis. Hal ini perlu fokus yang lebih untuk mempelajarinya.

Bisnis yang hanya menghasilkan uang adalah jenis bisnis yang menyedihkan.

Fokus buku ini adalah pesan kehati-hatian agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang umumnya dilakukan oleh pengusaha pemula dan kadang para pengusaha yang sudah menjalankan bisnisnya pun melakukan kesalahan seperti disampaikan pada buku ini.

Kembali lagi ke kesalahan yang pertama, yaitu Asal Action. Keterampilan untuk mengendalikan usaha sangat penting. Harus dibekali pemahaman, terutama tentang laporan keuangan. Disinilah fungsinya sebuah sistem yang dapat membantu pembuatan laporan keuangan usaha anda secara realtime. LEMPOS merupakan program kasir berbasis web offline atau cloud online, multi komputer, multi gadget, dan bisa di TAB, HP, Laptop, Komputer. LEMPOS juga sudah dilengkapi dengan Laporan Barang, Laporan Penjualan, Laporan Pembelian, Laporan Konsumen, Laporan Sales, Laporan Laba Rugi, Laporan Stock Flow dan Laporan Cash Flow. Real time data LEMPOS sangat membantu para pelaku usaha membuat keputusan tentang stok, omzet, kasflow, pelanggan setia, supplier dimana dan kapan saja. klik https://www.lempos.com/ sekarang juga.
Butuh info lanjut? WA +62 896-2600-5000

 

Sumber: https://yedisupriadi.wordpress.com/2014/04/04/review-7-kesalahan-fatal-pengusaha-pemula/