Bandung, 31 Oktober 2018 - Kembali Lion Air menjadi sorotan karena bermasalah hingga meninmbulkan korban jiwa, kali ini akibat pesawat Lion Air JT-610 jatuh di perairan Tanjungbungin, Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2018 pagi. Perlu diingat, Lion Air kerap mendapat keluhan dari penumpangnya, dan bukan sekali dua kali. pesawat yang jatuh tersebut merupakan buatan 2018 dan baru dioperasikan sejak Agustus 2018. Lion Air mengakui pesawat yang sama sempat bermasalah sebelum terbang di Denpasar semalam sebelumnya, kemudian sudah bisa diatasi sebelum terbang. Lion Air juga menyatakan pesawat laik terbang.
Maskapai singa terbang tersebut terlibat dalam 34 insiden sejak 2002 hingga 2018. Insiden pertama terjadi pada 14 Januari 2002. Lion Air Boeing 737-200 dengan nomor penerbangan 386 PK-LID rute Jakarta-Pekanbaru-Batam, gagal mengudara dan terperosok lebih dari lima meter sesaat setelah take-off di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau. Akibatnya, tujuh orang penumpang mengalami luka, baik berat dan ringan. Setelahnya, Lion Air terus menerus bermasalah. Dari mulai penundaan jam terbang, tergelincir saat mendarat, pecah ban, bersenggolan dengan pesawat lain, pendaratan darurat, jatuh di perairan saat hendak mendarat, hingga jatuh saat mengudara.
Sederet masalah tersebut tentu akan mempengaruhi kepercayaan publik untuk menggunakan jasa penerbangan Lion Air, apalagi masalah tersebut mempertaruhkan keselamatan nyawa. meskipun tarif penerbangan Lion Air tergolong lebih murah dibandingkan beberapa jasa penerbangan lainnya, hal tersebut belum tentu membuat publik tetap mau menggunakan jasa penerbangan Lion Air. Meskipun, saat artikel ini dibuat, belum ada informasi penyebab jatuhnya pesawat dan pengaruh jumlah pembelian tiket Lion Air, pasca kecelakaan pesawat tersebut.
Lion Air jelas mempunyai banyak pekerjaan rumah untuk menyelesaikan sederet masalah tersebut agar tidak terulang kembali. Lebih jauh lagi, Lion Air harus mengembalikan kepercayaan publik untuk kembali memilih jasa penerbangan pada Lion Air kembali pasca tragedi kecelakaan pesawat.
Perusahaan sebesar Lion Air pun bisa mengalami masalah pelayanan konsumen, semua perusahaan bisa saja mengalami hal yang sama. Buruknya pelayanan konsumen biasanya diakibatkan human error, kesalahan teknis, kerusakan fasilitas, koordinasi yang kurang baik, dan lain sebagainya. Lalu bagaimana solusinya? Tentu dengan mengetahui apa yang diinginkan konsumen untuk mencapai kepuasan pelayanan, akan mempermudah langkah perusahaan untuk instrospeksi dan berinovasi ke arah yang benar. Sehingga konsumen merasa puas, meminimalisir komplain, dan perusahaan semakin maju.
Bagaimana caranya perusahaan mengetahui keinginan konsumen untuk mencapai kepuasan pelayanan? Selain dengan menanyakan secara langsung pada konsumen "apa yang mereka inginkan dan saran baik apa yang ingin dibagi konsumen,?", akurasi data yang dimiliki perusahaan, juga dapat mendukung agar instrospeksi dan inovasi yang akan dilakuan jadi tepat. Gunakan Lempos sebagai progam perusahaan anda, mempermudah kinerja pengimputan data perusahaan dibandingkan cara manual (menulis) yang rentan human error, serta bisnis intelejen dalam program mempermudah perusahaan mengetahui apa yang paling diminati dan yang kurang diminati dari pelayanan perusahaan anda. bila anda berminat atau ingin konsultasikan dahulu, hubungi kami di https://www.lempos.com/
Berita Lainnya
Makan Sehat di Tempat Kerja
MARKETING BAGI SI INTROVERT?
Kunjungan Kerja Yayasan Global CEO Indonesia Jateng ke Jepara