Bandung, 30 Oktober 2018- Mengutip dari pidato Presiden Jokowidodo Jum'at 12 Oktober 2018 lalu, di Plenery Session IMF-World Bank, yang menggambarkan situasi perang dagang antara Amerika dan China seperti cerita Game Of Throne, Dalam serial Game of Thrones sejumlah Great Houses, Great Families bertarung hebat antara satu sama lain, untuk mengambil alih kembali The Iron Throne. Mother of Dragon menggambarkan siklus kehidupan. Perebutan kekuasaan antar para Great Houses, bagaikan roda besar yang berputar seperti satu house yang lain menjatuhkan house yang lainnya. Namun yang mereka lupa tatkala para Great Houses bertarung satu sama lain mereka tidak tahu ancaman besar dari utara, seorang Evil Winter.
Kubu yang bertarung tersebut diibaratkan Amerika dan China saat ini, keduanya sepakat melakukan perang dagang, tanpa peduli datangnya bahaya yang lebih mengancam yaitu, sang Evil Winter. Evil Winter dianalogikan sebagai badai yang mengancam negara berkembang, dimana nilai tukar mata uang mereka bisa kacau akibat perang dagang.
Beberapa hari sudah berlalu dari peringatan Presiden Jokowi tentang Winter Is Coming, terbukti beberapa perusahaan menerima efek perang dagang antara Amerika dan China, salah satunya adalah PLN (Persero) yang mengklaim mengalami kerugian pada kuartal lll sebesar 18 Triliyun rupiah, kerugian tersebut akibat melemahnya nilai tukar rupiah yang sekarang berkisar Rp.15.200,- per Dolar Amerika.
Jenaikan beban usaha PLN, terutama didorong kenaikan beban bahan bakar dan pelumas yang naik dari Rp85 triliun menjadi Rp101 triliun. Selain itu, beban pembelian tenaga listrik juga menanjak dari Rp53 triliun menjadi Rp60 triliun.
Alhasil, rugi usaha PLN sebelum subsidi hingga kuartal III 2018 mencapai Rp23 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp12,43 triliun. Pemerintah pun telah menyalurkan subsidi kepada PLN mencapai Rp39,78 triliun, naik dibanding periode yang sama tahun lalu Rp36 triliun.
PLN menjadi salah satu perusahaan yang menerima efek dari sang Evil Winter, lalu bagaimana dengan perusahaan anda sekarang? Apakah mengalami hal yang sama? Ataukah masih stabil dan cenderung maju, tentu menganalisa hal tersebut membutuhkan data yang akurat. Lempos adalah solusinya
Berita Lainnya
Pengertian, Tugas dan Tanggungjawab Software Quality Assurance
Tercyduk! Huawei Pakai DSLR untuk Hasil Selfie Iklan Nova 3
Raih Banyak Prestasi, Wanita ini Pulang Ke Tanah Air Demi Lanjutkan Impiannya Yang Tertunda