Jakarta, CNBC Indonesia - Minggu ini Dewi Fortuna sedang tidak berpihak pada emas. Harga logam mulia tersebut anjlok ke bawah US$ 1.850/troy ons di saat greenback mengalami rebound
Kamus Istilah :
Emas sempat menguat di pekan pertama tahun 2021. Namun setelah itu harga bullion longsor. Dalam dua pekan terakhir harga emas ambles 3,6%. Pada periode yang sama indeks dolar yang mengukur kinerja greenback terhadap kelompok mata uang lain menguat hampir 1%.
Kamus Istilah :
Alasannya pun beragam.
Pandemi Covid-19 di tahun 2020 membuat kebijakan makroekonomi global menjadi akomodatif. Bank sentral memangkas suku bunga acuan dan membeli aset-aset keuangan terutama obligasi pemerintah (quantitative easing/QE) untuk menginjeksi likuiditas ke sistem keuangan.
Otoritas fiskal juga menempuh kebijakan yang ekspansif melalui pengucuran stimulus dengan nominal yang jumbo. Bersama dengan membengkaknya anggaran, pasar melihat adanya risiko inflasi yang tinggi dan instabilitas ekonomi di masa mendatang akibat melonjaknya utang.
Seperti biasa, karakteristik pasar yang forward looking mulai mengantisipasinya. Emas yang jadi salah satu aset yang banyak digunakan untuk lindung nilai (hedging) dari risiko inflasi dan buruknya kinerja aset-aset investasi lainnya mengalami kenaikan harga.
Kamus Istilah :
Tahun 2020 telah menjadi saksi bagi keperkasaan emas. Tahun lalu harga logam kuning itu melesat lebih dari 20% melampaui kinerja saham. Namun belakangan ini emas loyo. Bahkan ketika ada proposal untuk
Kenaikan kasus Covid-19 di banyak negara dan memicu respons penerapan lockdown oleh pemerintah dan membuat pelaku pasar berspekulasi mimpi buruk yang terjadi pada Maret tahun lalu akan terulang.
Saat pasar keuangan global ambrol tahun lalu investor lebih memilih uang tunai cash sebagai aset yang dipegang. Namun bukan sembarang cash yang diinginkan, melainkan dolar AS yang dikenal sebagai safe currency.
Indeks dolar yang sudah tertekan hebat ke level terendah hampir tiga tahun pun akhirnya menemukan momentum untuk rebound. Kenaikan dolar AS inilah yang membuat harga emas anjlok di pasaran.
Meskipun pelaku pasar menilai tren pelemahan dolar AS akan berlanjut hingga tahun ini dan Federal Reserves sebagai bank sentral AS menegaskan tak akan menaikkan suku bunga acuan setidaknya hingga tahun 2023 belum mampu menjadi katalis positif untuk emas minggu ini. (TIM RISET CNBC INDONESIA)
Jika anda adalah pegiat emas, strategi apa yang akan anda lakukan?
Sumber Asli :
Berita Lainnya
APA ITU PARETO LAW 20% - 80% MARI PAHAMI BERSAMA
Teknologi 4G+ Smartfren Diklaim Hampir Setara 5G, Ini Syaratnya
Mari Mengelola Bisnis anda Bersama LEMPoS DISC