JCI Indonesia Gelar Penghargaan Ten Outstanding Young Person 2023, Ini Daftar Pemenangnya



JCI Indonesia Gelar Penghargaan Ten Outstanding Young Person 2023, Ini Daftar Pemenangnya

Warta Ekonomi, Jakarta -Junior Chamber International (JCI) Indonesia menyelenggarakan acara penghargaan Ten Outstanding Young Person (TOYP) 2023 di Jakarta. JCI merupakan organisasi kepemudaan Internasional terbesar di dunia yang didirikan di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat pada tanggal 13 Oktober 1915, anggotanya adalah para pemuda berusia 18 – 40 tahun, memiliki alumni lebih dari 2 juta orang dan tersebar lebih dari 152 negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.  

Ten Outstanding Young Person (TOYP) menjadi acara rutin tahunan JCI Indonesia yang bertujuan mengapresiasi dengan memberikan penghargaan kepada para pemimpin muda yang membentuk masa depan Indonesia. Para penerima penghargaan tidak hanya memotivasi rekan-rekan mereka, tetapi juga seluruh masyarakat untuk mengubah tantangan menjadi peluang, terutama di masa krisis. Kisah-kisah mereka yang memotivasi, inovatif, dan keterlibatan dalam komunitas menginspirasi generasi muda penggerak perubahan dan wirausahawan.

Event TOYP 2023 bertempat di The Sultan Hotel Jakarta (30/9) dengan beberapa mata acara, diantaranya Inspirational Keynote Speeches, Award Presentation to the Ten Outstanding Young Persons, Networking Opportunities with Influential Leaders, dan Sumptuous Gala Dinner and Entertainment.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, penghargaan TOYP JCI Indonesia memiliki beberapa persyaratan bagi kandidatnya, yaitu berusia 18-40 tahun, warga negara Indonesia, dan secara aktif berkontribusi dalam salah satu kategori TOYP Award. 

Peraih penghargaan TOYP 2023, diantaranya;

  • Ardi Setiadharma, Co-Founder PT Prasetia Dwidharma kategori Business, Economic, and Entrepreneurial Accomplishments;
  • Zita Anjani, Kader dari PAN kategori Political, Legal, and Governmental Affairs;
  • Risa Santoso, Rektor Institute of Technology & Business ASIA Malang kategori Academic Leadership and Accomplishments;
  • Anggi Frisca, CEO PT. Aksa Bumi Langit kategori Cultural achievement;
  • Rika Amelia Rush, Co-Founder at Crazy Diamonds kategori Moral and Environmental Leadership;
  • Cinta Laura Kiehl, Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak kategori Contribution to Children, World Peace, and Human Rights;
  • Yosa Rosario, Co-Founder & CIO ARIA Indonesia kategori Humanitarian and Voluntary Leadership;
  • Ferdian Agustiana, Direktur Utama (Plt) PT Angkasa Pura Sarana Digital kategori Scientific and Technological Development;
  • Evlin MFV Founder & CEO Indogo.id kategori Personal Improvement and Accomplishment;
  • Muhammad Rahmatullah, Founder dari Dermagene.id)kategori Medical Innovation.

Istia Sofyania, Project Director TOYP 2023 mengatakan “ Saya merasa bangga dan terhormat sebagai Project Director TOYP pada tahun ini. Penghargaan ini bukan hanya tentang pengakuan atas pencapaian, tetapi juga tentang menginspirasi orang lain. Ketika kita merayakan keberhasilan orang lain, kita memacu semangat kompetisi yang sehat dan semangat untuk terus melakukan perbaikan. Saya juga mengucapkan selamat kepada para peraih penghargaan. Semoga penghargaan ini menjadi pijakan untuk pencapaian yang lebih besar di masa depan. Dan Harapan saya untuk Para Pemenang dapat menjadi Perwakilan dan menjadi Pemenang di World TOYP Tahun 2024 di Taiwan."

Lanjutnya, Ten Outstanding Youngprenuer (TOYP) sudah ada sejak pada tahun 1983 dan sepanjang sejarahnya di Tingkat Dunia, Indonesia sudah memenangkan 2 kali Penghargaan yaitu yg menerima penghargaan tersebut Kak Seto dalam kategori Contribution to Children dan Aburizal Bakrie dalam Katergori Business.

 

“Saya ucapkan selamat kepada 10 pemuda yang menerima award pada pergelaran TOYP 2023. Saya yakin semua pencapaian mereka dapat menjadi penyemangat bagi generasi muda lainnya.. Diharapkan para penerima penghargaan dapat terus berupaya memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan negara Indonesia,” ujarF elix Soesanto, 2023 National President JCI Indonesia 

Source : Wartaekonomi